Posts

PRAKATA PENULIS

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat bimbingan-Nya Buku Keberadaan Marga Silalahi ini dapat kami persembahkan kepada warga Silalahi terutama para generasi mudanya. Disadari buku ini masih jauh dari kesempurnaan baik menyangkut redaksi, tata bahasa, isi dan lain-lain, namun untuk membantu mempertahankan harkat dan martabat Silalahi sebagai marga anak Silahisabungan dianggap sudah memadai. Penulis menyadari masih banyak bahan cerita yang belum tertuangkan dalam buku ini, karena itu dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran demi perbaikan dan kesempurnaannya. Buku ini kami tulis sebagai persembahan terhadap pengorbanan para pendekar-pendekar marga Silalahi seperti S. Silalahi alias A. Jumagor (Medan), Guru T Silalahi (Tomok), Prof. Ir. Abel Silalahi (Surabaya), Bonifasius Silalahi (Pematang Siantar), Tuan Abal Silalahi (Ambarita), A. Usman Silalahi, A. Bob Silalahi (Medan), Kol. G. Silalahi, Kol. B. Silalahi, SH (Jakarta), DA. Silalahi (Medan), NL. Sil...

KESIMPULAN

1. Komentar Penulis Silsilah. Bagan silsilah yang disusun hanyalah panduan bukan patokan karena dipahami bahwa cerita dari mulut ke mulut oleh leluhur belum dapat mengungkap berita marga demi marga dan selalu ada saja yang tertinggal. Disisi lain karena nenek moyang sering bepergian ketempat lain dalam misi hadatuon dan kawin disana menambah sulitnya mencari bahan yang akurat kemudian mereka sarankan agar diluruskan sendiri oleh pemilik marga yang bersangkutan. Pendapat itu sesuai benar terhadap marga Silalahi anak Silahisabungan, walaupun W.H Hutagalung dalam Pustaka Batak telah menulis bahwa Silahisabungan pernah tinggal di Tolping Ambarita sebelum kepindahannya ke Silalahi Nabolak. Penelitiannya tidak berlanjut apakah selain di Tolping pernah kawin dan punya anak disana. Penelitian yang hanya bertolak dari wawancara atau dokumen yang belum akurat tidak jarang terjadi hanya memberi informasi maksimal tentang dirinya dan menekan informasi tentang pihak lain. 2. Mengenai Marga ...

DAFTAR PUSTAKA

1. Silalahi Tuan Asal, Legenda Silalahi Raja, tahun 1967 2. Siahaan Nalom Drs. Adat Dalihan Nataolu, tahun 1982 3. Situmorang H.B. Ruhut-ruhut ni Adat Batak, tahun 1983 4. T. Habalang, Silsilah Batak, Majallah Budaya Batak dan Pariwisata     Tahun 1984 5. Tambunan RT. SH. Poda Sagu-sagu Marlangan, tahun 1990 6. Hutagalung W.H. Pustaka Batak Tarombo dohot Tulisan ni Bangso Batak     Tulus Jaya 1991 7. Sidebang DJ. Jhon R, Silahisabungan Majallah Bona ni Pinasa     Agustus tahun 1991 8. Situmorang Sitor, Tata na sae Pustaka Sinar Harapan, tahun 1993 9. Sinaga Richard Drs. Leluhur Marga-marga Batak dalam Sejarah, Silsilah dan  legenda, tahun 1997

KEMATIAN SILAHISABUNGAN

“… Silahisabungan setelah mengantarkan anak kesayangan si Raja Tambun ke sibisa kembali ke Tolping, namun rasa sedih dalam pikirannya karena harus berpisah sulit dihilangkan begitu saja. Rasa penyesalan mengapa misteri si Raja tambun terungkap dari mulutnya di Silalahi Nabolak merupakan pertanyaan yang tidak ada jawabannya karena cerita itu bersumber dari dirinya. Si Raja Tambun pun tidak akan merambah pikirannya mencari rahasia kesaktianku apabila di Tolping mendapat jawaban yang bisa menyenangkan hatinya. Masa depan si Raja Tambun pun tidak luput dari perhatiannya, bagaimana perlakuan ayah tirinya, apakah ibu yang melahirkannya mampu berbagi kasih sayangnya dengan anaknya dari suaminya yang sekarang ? Pertanyaan yang terus menyelimuti pikirannya. Oleh karena semua pertanyaan-pertanyaan itu bertanya pada dirinya, diputuskanlah dalam hatinya untuk pamit dengan istrinya Pinta Haomason untuk pergi ke tempat lain. Ingin kembali ke Silalahi Nabolak sulit dibayangkan karena di...

RAJA PARMAHAN

“…Kegagalan utusan Sibagot Nipohan membujuk Silahisabungan untuk dapat hadir dalam pesta bersama yang akan diadakan, memaksa mereka untuk tinggal dipantai Tolping karena diketahui sebelum Silahisabungan pindah ke Silalahi Nabolak tinggal di Tolping. Sesampai dipinggir pantai banyak anak-anak mengerumuni mereka lalu ditanya apakah diantara anak-anak itu ada turunan Silahisabungan dan ternyata benar ada, bernama Raja – Bunga-bunga. Kesempatan itu tidak disia-siakan lagi, anak itu dibujuk lalu dibawa lari karena menurut pemikiran mereka Sipaettua maupun si Raja Oloan pasti setuju karena Silahisabungan sudah mengirim utusannya. Raja Parmahan adalah nama pengganti Raja Bunga-bunga yang dinobatkan Sibagot Nipohan karna diculik dari parmahanan pada waktu pengangkatannya sebagai anak kedua dari Tuan Sihubil dan menjadi adek Tampubolon dan marganya tetap Silalahi sesuai leluhurnya. Untuk mempererat persaudaraan kedua anaknya itu dibuat ikrar yang berarti turunan Tampubolon maupun ...

HUBUNGAN PINTA HAOMASON DENGAN RAJA TAMBUN

Berairnya air susu Pinta Haomason dan pemberian nama si Raja Tambun. Walaupun tekad Silahisabungan tidak bisa dirobah sesuai ikrarnya kepada mertuanya Raja Mangarerak, dalam perjalanan timbul pertanyaan dalam hatinya apakah istrinya memperlakukan dan menerima anak ini seperti anak kandungnya. Karena kekwatiran itu sesampai Silahisabungan di Tolping gajut yang berisi bayi tadi, digantungkan disendal Sopo sebelum bertemu Pinta Haomason istrinya itu. Melihat Silahisabungan datang istrinya menyambut dengan riang gembira, akan tetapi air mata Silahisabungan seperti ada permasalahan yang mengganjal pikirannya lalu ditanya. Kedatangan Bapak kali ini berbeda dengan yang sudah-sudah, ada masalah apa yang dihadapi mari kita pecahkan secara bersama. Mendengar pernyataan Pinta Haomason ini Silahisabungan mulai lega lalu berkata : Lihatlah Gajut, di Sendal Sopo itu, itulah yang mengganjal dalam pikiran saya lalu Pinta Haomason pergi ingin cepat-cepat mengetahui permasalahan suaminya. Astag...

LEGENDA PERJALANAN SILAHISABUNGAN

1.      Perjalanan ke Tolping dan perkawinannya W.M. Hutagalung dalam Pustaka Batak menulis, “Na lao do Silahisabungan tu luat Silalahi alai jolo maringanan do ibana di Tolping Ambarita”. Penelitian ini sesuai dengan pesan leluhur, karena untuk keberangkatan 3 (tiga) orang abang beradik Sipaettua, Silahisabungan dan Siraja Oloan mencari pemukiman baru sebagai tempat tinggal, Sipaettua tinggal di Laguboti, Silahisabungan dan Siraja Oloan harus ke Samosir. Setelah di Lontung SiRaja Oloan dan Silahisabungan berpisah dimana Silahisabungan harus kearah Utara dan tinggal di Tolping sedangkan Siraja Oloan harus ke Pangururan. Huta Tolping dan pulau Tolping dikukuhkan Silahisabungan sebagai tempatnya yang pertama dan selama tinggal di Tolping kawin dengan Pinta Haomasan anak Raja Nabolon (Sorbadijulu) dari Pangururan sebagai upahnya membantu Sorbadijulu mengusir musuhnya marga Lontung. Perkawinan ini melahirkan seorang anak yang diberi nama Silalahi, dan sesudah ...