KEMATIAN SILAHISABUNGAN


“… Silahisabungan setelah mengantarkan anak kesayangan si Raja Tambun ke sibisa kembali ke Tolping, namun rasa sedih dalam pikirannya karena harus berpisah sulit dihilangkan begitu saja.

Rasa penyesalan mengapa misteri si Raja tambun terungkap dari mulutnya di Silalahi Nabolak merupakan pertanyaan yang tidak ada jawabannya karena cerita itu bersumber dari dirinya.

Si Raja Tambun pun tidak akan merambah pikirannya mencari rahasia kesaktianku apabila di Tolping mendapat jawaban yang bisa menyenangkan hatinya.

Masa depan si Raja Tambun pun tidak luput dari perhatiannya, bagaimana perlakuan ayah tirinya, apakah ibu yang melahirkannya mampu berbagi kasih sayangnya dengan anaknya dari suaminya yang sekarang ? Pertanyaan yang terus menyelimuti pikirannya. Oleh karena semua pertanyaan-pertanyaan itu bertanya pada dirinya, diputuskanlah dalam hatinya untuk pamit dengan istrinya Pinta Haomason untuk pergi ke tempat lain.

Ingin kembali ke Silalahi Nabolak sulit dibayangkan karena disanalah sumber terbongkarnya misteri si Raja Tambun dan bertahan di Tolping, anaknya Silalahi pun terlanjur memberitahu rahasia kesaktiannya yang merupakan jurus akhir memaksanya harus mengaku secara terus terang.
Mungkin Ompu Silahisabungan yang sakti itu mempunyai firasat usianya tidak akan lama lagi, ia pergi kerumah cucunya nomor 2 (dua) Bursak Raja di Pangururan sekaligus melepas rasa rindunya dengan kelompok hula-hula turunan Raja na bolon.

Sesampainya di Pangururan dia berpesan kepada cucunya, mungkin umurku tidak akan lama lagi, kalau saya nanti meninggal jangan dibawa kemana-mana, kuburkan di Dolok Parmasan berdekatan dengan kuburan mertua saya dan dikubur dalam papan berdiri menghadap Silalahi Nabolak…”
Tidak berapa lama sesudah pemberian pesan-pesan itu Ompu Silahisabungan jatuh sakit dan meninggal dan dalam acara penguburannya seluruh pesan-pesannya dilaksanakan.

Cerita dan berita Silahisabungan dimakamkan di Dolok Parmasan Pangururan telah diresmikan GT. Richard Tambunan tahun 1978, sesuai catatan Raja Tuderik Tambunan yang bertugas sebagai ………. Di Pangururan tahun 1898.

Catatan Raja Puderik itu sudah beredar kepada turunan si Raja Tambun di Tambunan sehingga pada tahun 1928 dan 1936 rombongan musik tiup yang terdiri dari Tambunan Lumbanpea, Tambunan Batuara dan Tambunan Pagaraji sudah datang ziarah ke makam Silahisabungan di Dolok Parmasan Pangururan.

Pada tahun 1947 diketuai Abdul Malik Tambunan telah dibentuk Panitia Pamagaran akan tetapi kegiatan Panitia ini terhenti karena masuknya Belanda tahun 1948.

Comments

Popular posts from this blog

RAJA PARMAHAN

LEGENDA PERJALANAN SILAHISABUNGAN