KESIMPULAN

1. Komentar Penulis Silsilah.
Bagan silsilah yang disusun hanyalah panduan bukan patokan karena dipahami bahwa cerita dari mulut ke mulut oleh leluhur belum dapat mengungkap berita marga demi marga dan selalu ada saja yang tertinggal. Disisi lain karena nenek moyang sering bepergian ketempat lain dalam misi hadatuon dan kawin disana menambah sulitnya mencari bahan yang akurat kemudian mereka sarankan agar diluruskan sendiri oleh pemilik marga yang bersangkutan. Pendapat itu sesuai benar terhadap marga Silalahi anak Silahisabungan, walaupun W.H Hutagalung dalam Pustaka Batak telah menulis bahwa Silahisabungan pernah tinggal di Tolping Ambarita sebelum kepindahannya ke Silalahi Nabolak. Penelitiannya tidak berlanjut apakah selain di Tolping pernah kawin dan punya anak disana. Penelitian yang hanya bertolak dari wawancara atau dokumen yang belum akurat tidak jarang terjadi hanya memberi informasi maksimal tentang dirinya dan menekan informasi tentang pihak lain.

2. Mengenai Marga Silalahi.
Silalahi adalah marga anak Silahisabungan lahir dari isterinya Pinta Haomasan putri Sorbadijulu (Raja Nabolon) dari Pangururan di Tolping. Jadi Silalahi itu bukan istilah dan bukan nama huta diambil dari nama Silahisabungan yang menurunkan marga Silalahi dan bukan pula Silalahi itu merupakan kumpulan dari marga-marga (marga persatuan).
Tidak logis ada persatuan marga hanya berlaku pada turunan 1 (satu) anak dari satu istri dan persatuan biasanya ditarik dari garis Bapak dan berlaku untuk seluruh turunan-turunannya.

3. Perjanjian Marga.
Untuk suku Batak dikenal dengan adanya perjanjian marga akan tetapi terjadi antara satu marga dengan satu marga yang lain. dalam silsilah Silahisabungan ada perjanjian marga antara Silalahi dengan si Raja Tambun yang dikenal Padan Dengke Nilaean si Raja Tambun dengan si Pitu Turpuk yang dikenal dengan poda sagu-sagu marlangan dan ikrar sisada lulu anak sisada lulu boru antara Silalahi dengan Tampubolon.

HB. Situmorang dalam ruhut-ruhut ni adat Batak menulis : Saluhut do ulaon Batak maradat maraturan, martording dipangkataion dohot dipambahenan, jala nungnga dihangoluhon jala nungga diparsibukkon.
Ndang holan dimarga na saama masa sisongoni, di na marparjanjian marga tu marga pe tongtong do diihuthon sahat tu sadarion diparadatan.
Bukti bahwa perjanjian marga ini telah mendarah daging dapat kita saksikan pada pesta-pesta adat dan khusus dengan Tampubolon kawin mangawini dengan Silalahi belum dibenarkan dan tidak ada pula yang melanggarnya. Berbeda dengan Poda sagu-sagu marlangan yang pelaksanaannya bukan dirumah dan tujuan utamanya perdamaian karena adanya perselisihan, pemahaman patoguhon parhaha maranggion tetap juga ada akan tetapi tidak seperti kentalnya dua perjanjian lainnya, poda adalah nasihat bukan ikrar/perjanjian.

4. Raja Tambunan.
Raja Tambun secara logika tidak mungkin sejak bayi sudah berada di Silalahi Nabolak karena kalau sudah bergaul lama kecemburuan pasti tidak ada apalagi mencederai dan rencana pembunuhannya.
Turunan siRaja Tambun hanya mengenal Silalahi hahadolinya, diluar itu tidak diketahui dan namanya bukan Tambun Raja.

5. Raja Parmahan.
Membicarakan Raja Parmahan harus terkait dengan ikrar antara Tampubolon dengan Silalahi, dan tidak mungkin ada ikrar dengan Silalahi bilamana Raja Parmahan itu tidak bermarga Silalahi, dan dikuatkan lagi bahwa turunan-turunan Raja Parmahan Silalahi tidak ada yang mengaku marganya selain Silalahi.

6. Disiplin Memakai Marga.
Keberdisiplinan turunan Silahisabungan mengguankan marga yang diwariskan oleh leluhur dan tidak ada perbedaan marga anak, Bapak, nenek dan leluhur terdekat adalah kunci utama pelurusan silsilah Silahisabungan. Perlu kiranya diingat bahwa menentukan silsilah bukan karena banyaknya pendapat atau jumlah suara akan tetapi fakta dan kebenaran harus ditegakkan dan untuk itu marilah kita renungkan umpasa di bawah ini. :




                  Asa sisinggor ni ruma, sitingkos ni ari
                  Unang adong be siuba siose pati-pati
                  Sahat ma hita martua Debata do na asi
                  Sai dao pamola-mola ingkon domu do na marhaha maranggi.
                  Asa dao ma ia bada jonok ma pardamean
                  Molo pe adong pilit hata unang ma dihata
                  Pinatingkos ma na sala ai ido na dumenggan
                  Tung denggan ma marsahata, masipaunean
                  Asa saut hita marsahala, gomgomon ma parsaulian.

Comments

Popular posts from this blog

RAJA PARMAHAN

KEMATIAN SILAHISABUNGAN

LEGENDA PERJALANAN SILAHISABUNGAN